Pagi
Cintaa...
Emm,
kalian pernah sakit gak, terus negosiasi sama dokter ?
11-12
an lah tawar menawar di pasar ?
Ketika
dokter harus bilang :
“Tolong
mbak, hentikan konsumsi pedes dan asem, juga konsumsi kopi yang dikurangi.”
Refleklah
bilang, “Bisa dibalik gak dok ?”
“Maksudnya
?”, “Iya maksudnya dibalik, pedes sama asem yang dikurangi, dan kopi yang
dihentikan.”
“Embak-nya
mau sembuh gak ?”
“Iya
mau dok, tapi saya bisa sakaw kalo sehari aja gak makan lombok.”
“Ya,
terserah mbak-nya aja, kalo ngeyel besuk biar saya rujuk ke RS.” *yeahh, permintaan
yang sia-sia dan gak ada gunanya, tapi se-enggaknya udah usahalah ya *oke,
tetep ya..
Tau-lah
ya, kalo gak boleh makan pedes sama asem itu sakit apaan, yups asam lambung
gueehhh kambuh, hikss -_-
Selain
harus minum obat, juga makanan jadi beneran gak menarik banget, jangankan di
makan, ditengok aja males.. Semenjak hari itu jadi kebanyakan tanya deh aku
*asli, tanya sama temen dan jawabannya adalah : “Asam lambung jangan dibiarin, lambungmu bisa bocor terus meninggal.” *jleb, nyesek !!
Begini
jawaban dari seorang calon perawat ? Beneran sakit jiwa itu orang, kalo bukan
temen akrab sedari SMP, udah tak makan itu wujudnya -_-
Well,
katanya sih dia bilang kaya gitu soalnya biar aku sadar, karena memang kalo
dibilangin memang susah, *oke, bye :)
Dan
akhirnya aku harus googling untuk mendapatkan jawaban yang lebih enak di
baca...
Nyari
info dari blog tetangga, dapet sih, tapi kenapa judulnya harus horor kaya gini
: Dari Stress Ke Maag, Dari Maag Ke Kanker Lambung... -_-
Nih,
cek yaaa.....
Maag atau radang lambung
atau tukak lambung, nama
kedokterannya adalah GASTRITIS. Nama gastritis artinya adalah gejala penyakit
yang menyerang lambung dikarenakan terjadi
luka atau peradanganpada lambung yang menyebabkan sakit, mulas,
dan perih pada perut. Ya.. Penyakit ini banyak sekali diderita oleh manusia di
dunia. Seringkali maag dianggap enteng karena dianggap penyakit telat makan.
Padahal penyakit ini sebenarnya lebih kompleks daripada sekedar telat makan.
Informasi penyakit ini juga terdistorsi oleh iklan-iklan obat maag yang
menyatakan bahwa Maag adalah penyakit asam lambung berlebih. Padahal jelas
beda! Obat maag menyatakan dengan menetralkan asam lambung, akan meredakan
sakit maag. Ya.. memang reda, namun tidak menyembuhkan. Karena masalah
sebenarnya dari Maag adalah radang di dinding lambung, berarti yang seharusnya
disembuhkan adalah peradangan tersebut. Otomatis, jika hanya menetralkan asam
lambung saja, berarti hanya menghilangkan gejala saja. Maag akan berulang kali
kambuh.
|*DNA sudah
mengatur jam-jam kapan Asam lambung diproduksi, yaitu ketika waktu makan tiba.|
Seharusnya yang
disembuhkan adalah dinding lambung yang mengalami peradangan. Bukan menetralkan
asam lambung. Apabila asam lambung netral, berbahaya! Bahaya asam lambung yang
netral antara lain:
1. Makanan tidak dicerna sempurna, berarti terjadi penumpukan
makanan taktercerna di usus. Bisa mengakibatkan usus buntu, ulcer (borok di
usus), mudah Buang Angin (shalat tidak khusyuk).
2. Bakteri yang
berbahaya bagi usus bisa lolos dari lambung kemudian masuk ke dalam usus.
Sehingga keseimbangan flora usus terganggu. Hal ini mengakibatkan masalah
sembelit atau diare.
3. Enzim-enzim
yang dibutuhkan untuk mencerna makanan juga terganggu keseimbangannya, karena
beberapa enzim pencernaan diproduksi berdasar stimulus kandungan asam lambung.
Menurut WHO,
diperkirakan 1,7 miliar penduduk dunia menderita Maag. Sedangkan untuk
indonesia sendiri, menunjukkan 5 dari 10 pekerja di Indonesia mengalami sakit
Maag. Jumlah yang cukup fantastis, melebihi penyakit demam berdarah, HIV, AIDS,
kista, kanker atau tumor. Padahal penyakit tersebut secara pelan-pelan membawa
dampak yang tidak boleh diremehkan.
Ada beberapa
tahap dalam penyakit maag, yaitu:
1.
Maag ringan
Maag ringan masih
tergolong tahap ringan dimana biasanya setiap orang sudah berada di tahap ini,
jika dilakukan pemeriksaan akan terlihat asam lambung berlebih di bagian
dinding.
2.
Maag sedang
Maag pada tahap
ini sudah menyebabkan nyeri, sakit dan mual yang menyakitkan.
3.
Maag kronis
Maag kronis adalah maag yang sudah parah
intensitasnya di bandingkan maag biasa.
4.
Kanker lambung
Kanker lambung
terjadi ketika sudah ditemukan mikroorganisme yang merugikan, yaitu Helycobacter pylori. Ketika peradangan terjadi terus
menerus, mengganggu metabolisme sel-sel di dinding lambung hingga sel yang
rusak menjadi kanker.
Penyebab Maag
adalah:
1. Stress atau
pola emosi negatif (marah, sedih, takut dan perasaan bersalah)
Stress membuat
asam lambung diproduksi 100x lipat lebih banyak daripada ketika lapar. Stress
juga membuat daya tahan tubuh turun kemudian mengacaukan keseimbangan
metabolisme. Stress akhirnya melemahkan dinding mukosa lambung.
2. Pola makan:
Makanan yang
pedas, saus, pengawet dan pewarna tidak baik untuk lambung. Gorengan, tumis dan
makanan yang dibakar membuat lambung bertambah panas. Membuat lambung
memproduksi asam lambung lebih banyak dari biasanya, karena lebih sulit
dicerna.
3. Pola minum:
Teh, Kopi, Susu
dan Soda. Teh dan Kopi membuat dinding lambung menipis sehingga tidak mampu
menahan kerasnya asam lambung.
4. Obat-obatan
kimia:
Obat-obatan
seperti aspilet (pengencer darah), aspirin, asam menefamat (pereda nyeri),
formaline, melamine dan masih banyak lagi obat-obatan yang lain.
Obat-obatan maag
yang bermacam-macam beredar di pasaran membuat penderita maag menggampangkan
kondisinya. Padahal, jika penyakit maag ini sampai parah, dapat terjadi nyeri
hebat hingga muntah-muntah. Bahkan risiko terberat adalah terjadinya kebocoran
lambung dan perdarahan atau sampai kanker lambung. Sehingga penyakit ini harus
diperhatikan dengan benar.
Gejala
yang dirasakan
Rasa yang tidak
nyaman di daerah ulu hati biasanya dirasakan oleh penderita Maag. Dengan dengan
rasa nyeri, perih, serta keluhan lain seperti mual, kembung, cepat kenyang,
merasa penuh, sampai muntah-muntah. Kadang, jika rasa nyeri itu begitu
hebatnya, sampai terasa sakit tembus ke tubuh bagian belakang. Umumnya, kondisi
ini dikenal oleh kalangan medis sebagai sindrom dengan sebutan dispepsia.
Menurut dr. Ari
Fahrial Syam, SpPD, MMB dari Departemen Penyakit Dalam Divisi Gastroenterologi
RSUPN Cipto Mangunkusumo, dispepsia atau maag terbagi dalam tiga kelompok.
Yaitu tipe ulkus, tipe dismotilitas, dan
tipe campuran. Pada ulkus, penderita akan merasa nyeri di daerah ulu hati sampai tembus ke tubuh bagian belakang.
“Serangannya terjadi di malam hari.
Biasanya rasa nyeri ini hilang setelah makan, tapi kemudian bisa nyeri lagi,”
ujar dr. Ari.
Tipe
dismotilitas lebih menonjol gejala kembungnya, rasa penuh pada perut, cepat
kenyang, dan mual.
Sedangkan tipe campuran ada rasa nyeri dan
kembung.
Satu lagi tipe
penyakit maag, yaitu kelompok penyakit Gastroesofageal
Reflux Disease (GERD). “Biasanya, pasien akan merasakan panas di daerah dada, seperti terbakar. Selain itu ia
akan merasa ada asam naik sehingga mulut terasa pahit,”
paparnya.
Awalnya, GERD termasuk dalam penyakit maag. Namun keluhan GERD membuatnya
terpisahkan dari tipe-tipe maag. Gejala lain pada GERD ini juga
ada rasa serak dan banyak lendir di pagi hari,
sehingga kadang membuat sesak nafas. Jika melihat adanya sakit di dada,
penderita akan mengira ia menderita sakit jantung. Sesak nafas juga akan dikira
sakit paru-paru. Ketika keduanya diperiksa dan ternyata normal,
ditemukanlah bahwa ada masalah pada saluran pencernaan.
Jadi, ternyata
maag bukan penyakit yang sederhana, ada berbagai tipe dengan gejalanya
masing-masing. “Harus diperhatikan juga, penderita dengan keluhan-keluhan sakit
maag belum tentu bersumber dari lambungnya,” ungkap dokter Ari. Misalnya pada
seseorang yang ada batu di empedu, ada kalanya keluhan berupa mual atau
kembung.
Sehingga, menurut
dr. Ari, orang yang merasakan sakit maag belum tentu masalah sakitnya bersumber
pada lambung atau organ pencernaan lain. “Jadi, kalau ada penderita maag kronis
kemudian minum obat yang ada di pasaran lalu sembuh, mungkin suatu saat dia
harus kontrol penyakitnya ke dokter. Apa benar problemnya di lambung atau ada
masalah lain,” tegas dr. Ari.
Fungsional
dan organik
Pada satu
kelompok orang, sekitar 30-40% mengalami gangguan sakit maag, Menurut dr. Ari.
“Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penderita maag tidak sedikit, dan sudah
umum dialami banyak orang,” ujar dokter yang pernah melakukan survei tentang
penyakit maag ini.
Umumnya, 90 persen penyakit maag termasuk jenis fungsional. Maksudnya,
tidak ada kelainan pada saluran cerna, namun disebabkan oleh stres, kurang
tidur, beban pekerjaan, juga makan tidak teratur. Sisanya, 10 persen termasuk
organik, yaitu ada kelainan pada organ pencernaan, seperti luka pada lambung
atau kerongkongan. “Suatu kali akan bermasalah jika yang
kelainan ini tidak diobati dengan baik. Karena keluhan maag bisa jadi keluhan
penyakit lainnya. Jika tidak diobati takutnya penyakit ini bertambah berat.
Harus diwaspadai jika seseorang sering sakit maag,” imbuh dokter yang sempat
mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia dan University of Queensland,
Australia ini.
Saat ini, perlu
diwaspadai adanya maag pada anak-anak. Memang, angkanya masih rendah, namun
dengan adanya perubahan pola makan seperti makan pedas dan asam, berlemak,
ditambah dengan banyaknya kegiatan sekolah dan luar sekolah yang membuat
tingkat stres lebih tinggi, kasus maag juga ditemukan pada anak-anak.
Pengobatan
untuk penderita maag harus benar
Pengobatan Maag
cara Holistik, harus menyeluruh, tidak hanya sekedar menetralkan asam
lambungnya saja. Seringkali pasien yang datang ke rumah sakit atau dokter
divonis bahwa tidak bisa bebas dari Maag atau GERD. Padahal dengan menggunakan
terapi Holistik, berupa Akupunktur/ Bekam kemudian dikombinasikan dengan Pola
makan, bisa diraih kesehatan yang tuntas.
Jika ada
penderita maag dengan penyebab faktor psikisnya yang dominan, dokter
konvensional akan memberikan obat untuk faktor psikis tersebut. “Kita berikan
obat anti cemas dan penenang,” ujar dr. Ari. Namun di RSH dapat dikombinasikan
dengan terapi HMS (HOLISTIC MIND SOLUTION).
Mengonsumsi
banyak obat dapat mengarah pada terjadi penyakit lain. Misalnya, penggunaan
antasida berlebihan dapat mengganggu fungsi ginjal. Kadang, maag dianggap
penyakit yang sederhana, sehingga penderita maag cenderung mengobati sendiri.
Padahal jenis maag organik termasuk penyakit serius. “Namun, semua bisa
diobati, apalagi kalau jelas disebabkan oleh kuman.
Sekarang ini,
dengan menggunakan LBA, sahabat dapat mengetahui seberapa parah Lambung atau
komplikasinya dengan penyakit lain.
Sumber : http://bloghidayah.wordpress.com/2011/12/03/dari-stress-ke-maag-dari-maag-ke-kanker-lambung/
*tengkyu dr. Ari..
Well, mulai hari ini aku hanya bisa mengagumi tanpa bisa memiliki (lagi) *uhuukk *cess
Oke, artikel yang lumayan
Tidak ada komentar :
Posting Komentar