Senin, 20 Mei 2013

Asam Lambung



Pagi Cintaa...

Emm, kalian pernah sakit gak, terus negosiasi sama dokter ?
11-12 an lah tawar menawar di pasar ?
Ketika dokter harus bilang :
“Tolong mbak, hentikan konsumsi pedes dan asem, juga konsumsi kopi yang dikurangi.”
Refleklah bilang, “Bisa dibalik gak dok ?”
“Maksudnya ?”, “Iya maksudnya dibalik, pedes sama asem yang dikurangi, dan kopi yang dihentikan.”

“Embak-nya mau sembuh gak ?”

“Iya mau dok, tapi saya bisa sakaw kalo sehari aja gak makan lombok.”

“Ya, terserah mbak-nya aja, kalo ngeyel besuk biar saya rujuk ke RS.” *yeahh, permintaan yang sia-sia dan gak ada gunanya, tapi se-enggaknya udah usahalah ya *oke, tetep ya..

Tau-lah ya, kalo gak boleh makan pedes sama asem itu sakit apaan, yups asam lambung gueehhh kambuh, hikss -_-
Selain harus minum obat, juga makanan jadi beneran gak menarik banget, jangankan di makan, ditengok aja males.. Semenjak hari itu jadi kebanyakan tanya deh aku *asli, tanya sama temen dan jawabannya adalah : “Asam lambung jangan dibiarin,  lambungmu bisa bocor terus meninggal.” *jleb, nyesek !!
Begini jawaban dari seorang calon perawat ? Beneran sakit jiwa itu orang, kalo bukan temen akrab sedari SMP, udah tak makan itu wujudnya -_-
Well, katanya sih dia bilang kaya gitu soalnya biar aku sadar, karena memang kalo dibilangin memang susah, *oke, bye :)

Dan akhirnya aku harus googling untuk mendapatkan jawaban yang lebih enak di baca...
Nyari info dari blog tetangga, dapet sih, tapi kenapa judulnya harus horor kaya gini : Dari Stress Ke Maag, Dari Maag Ke Kanker Lambung... -_-

Nih, cek yaaa.....


Maag atau radang lambung atau tukak lambung, nama kedokterannya adalah GASTRITIS. Nama gastritis artinya adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradanganpada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut. Ya.. Penyakit ini banyak sekali diderita oleh manusia di dunia. Seringkali maag dianggap enteng karena dianggap penyakit telat makan. Padahal penyakit ini sebenarnya lebih kompleks daripada sekedar telat makan. Informasi penyakit ini juga terdistorsi oleh iklan-iklan obat maag yang menyatakan bahwa Maag adalah penyakit asam lambung berlebih. Padahal jelas beda! Obat maag menyatakan dengan menetralkan asam lambung, akan meredakan sakit maag. Ya.. memang reda, namun tidak menyembuhkan. Karena masalah sebenarnya dari Maag adalah radang di dinding lambung, berarti yang seharusnya disembuhkan adalah peradangan tersebut. Otomatis, jika hanya menetralkan asam lambung saja, berarti hanya menghilangkan gejala saja. Maag akan berulang kali kambuh.
|*DNA sudah mengatur jam-jam kapan Asam lambung diproduksi, yaitu ketika waktu makan tiba.|

Seharusnya yang disembuhkan adalah dinding lambung yang mengalami peradangan. Bukan menetralkan asam lambung. Apabila asam lambung netral, berbahaya! Bahaya asam lambung yang netral antara lain:
1. Makanan tidak dicerna sempurna, berarti terjadi penumpukan makanan taktercerna di usus. Bisa mengakibatkan usus buntu, ulcer (borok di usus), mudah Buang Angin (shalat tidak khusyuk).
2. Bakteri yang berbahaya bagi usus bisa lolos dari lambung kemudian masuk ke dalam usus. Sehingga keseimbangan flora usus terganggu. Hal ini mengakibatkan masalah sembelit atau diare.
3. Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan juga terganggu keseimbangannya, karena beberapa enzim pencernaan diproduksi berdasar stimulus kandungan asam lambung.
Menurut WHO, diperkirakan 1,7 miliar penduduk dunia menderita Maag. Sedangkan untuk indonesia sendiri, menunjukkan 5 dari 10 pekerja di Indonesia mengalami sakit Maag. Jumlah yang cukup fantastis, melebihi penyakit demam berdarah, HIV, AIDS, kista, kanker atau tumor. Padahal penyakit tersebut secara pelan-pelan membawa dampak yang tidak boleh diremehkan.

Ada beberapa tahap dalam penyakit maag, yaitu:
1. Maag ringan
Maag ringan masih tergolong tahap ringan dimana biasanya setiap orang sudah berada di tahap ini, jika dilakukan pemeriksaan akan terlihat asam lambung berlebih di bagian dinding.
2. Maag sedang
Maag pada tahap ini sudah menyebabkan nyeri, sakit dan mual yang menyakitkan.
3. Maag kronis
 Maag kronis adalah maag yang sudah parah intensitasnya di bandingkan maag biasa.
4. Kanker lambung
Kanker lambung terjadi ketika sudah ditemukan mikroorganisme yang merugikan, yaitu Helycobacter pylori. Ketika peradangan terjadi terus menerus, mengganggu metabolisme sel-sel di dinding lambung hingga sel yang rusak menjadi kanker.

Penyebab Maag adalah:
1. Stress atau pola emosi negatif (marah, sedih, takut dan perasaan bersalah)
Stress membuat asam lambung diproduksi 100x lipat lebih banyak daripada ketika lapar. Stress juga membuat daya tahan tubuh turun kemudian mengacaukan keseimbangan metabolisme. Stress akhirnya melemahkan dinding mukosa lambung.
2. Pola makan:
Makanan yang pedas, saus, pengawet dan pewarna tidak baik untuk lambung. Gorengan, tumis dan makanan yang dibakar membuat lambung bertambah panas. Membuat lambung memproduksi asam lambung lebih banyak dari biasanya, karena lebih sulit dicerna.
3. Pola minum:
Teh, Kopi, Susu dan Soda. Teh dan Kopi membuat dinding lambung menipis sehingga tidak mampu menahan kerasnya asam lambung.
4. Obat-obatan kimia:
Obat-obatan seperti aspilet (pengencer darah), aspirin, asam menefamat (pereda nyeri), formaline, melamine dan masih banyak lagi obat-obatan yang lain.
Obat-obatan maag yang bermacam-macam beredar di pasaran membuat penderita maag menggampangkan kondisinya. Padahal, jika penyakit maag ini sampai parah, dapat terjadi nyeri hebat hingga muntah-muntah. Bahkan risiko terberat adalah terjadinya kebocoran lambung dan perdarahan atau sampai kanker lambung. Sehingga penyakit ini harus diperhatikan dengan benar.

Gejala yang dirasakan
Rasa yang tidak nyaman di daerah ulu hati biasanya dirasakan oleh penderita Maag. Dengan dengan rasa nyeri, perih, serta keluhan lain seperti mual, kembung, cepat kenyang, merasa penuh, sampai muntah-muntah. Kadang, jika rasa nyeri itu begitu hebatnya, sampai terasa sakit tembus ke tubuh bagian belakang. Umumnya, kondisi ini dikenal oleh kalangan medis sebagai sindrom dengan sebutan dispepsia.
Menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, MMB dari Departemen Penyakit Dalam Divisi Gastroenterologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, dispepsia atau maag terbagi dalam tiga kelompok. Yaitu tipe ulkus, tipe dismotilitas, dan tipe campuran. Pada ulkus, penderita akan merasa nyeri di daerah ulu hati sampai tembus ke tubuh bagian belakang. “Serangannya terjadi di malam hari. Biasanya rasa nyeri ini hilang setelah makan, tapi kemudian bisa nyeri lagi,” ujar dr. Ari.

Tipe dismotilitas lebih menonjol gejala kembungnya, rasa penuh pada perut, cepat kenyang, dan mual. Sedangkan tipe campuran ada rasa nyeri dan kembung.
Satu lagi tipe penyakit maag, yaitu kelompok penyakit Gastroesofageal Reflux Disease (GERD). “Biasanya, pasien akan merasakan panas di daerah dada, seperti terbakar. Selain itu ia akan merasa ada asam naik sehingga mulut terasa pahit,” paparnya.
Awalnya, GERD termasuk dalam penyakit maag. Namun keluhan GERD membuatnya terpisahkan dari tipe-tipe maag. Gejala lain pada GERD ini juga ada rasa serak dan banyak lendir di pagi hari, sehingga kadang membuat sesak nafas. Jika melihat adanya sakit di dada, penderita akan mengira ia menderita sakit jantung. Sesak nafas juga akan dikira sakit paru-paru. Ketika keduanya diperiksa dan ternyata normal, ditemukanlah bahwa ada masalah pada saluran pencernaan.

Jadi, ternyata maag bukan penyakit yang sederhana, ada berbagai tipe dengan gejalanya masing-masing. “Harus diperhatikan juga, penderita dengan keluhan-keluhan sakit maag belum tentu bersumber dari lambungnya,” ungkap dokter Ari. Misalnya pada seseorang yang ada batu di empedu, ada kalanya keluhan berupa mual atau kembung.
Sehingga, menurut dr. Ari, orang yang merasakan sakit maag belum tentu masalah sakitnya bersumber pada lambung atau organ pencernaan lain. “Jadi, kalau ada penderita maag kronis kemudian minum obat yang ada di pasaran lalu sembuh, mungkin suatu saat dia harus kontrol penyakitnya ke dokter. Apa benar problemnya di lambung atau ada masalah lain,” tegas dr. Ari.
Fungsional dan organik
Pada satu kelompok orang, sekitar 30-40% mengalami gangguan sakit maag, Menurut dr. Ari. “Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penderita maag tidak sedikit, dan sudah umum dialami banyak orang,” ujar dokter yang pernah melakukan survei tentang penyakit maag ini.

Umumnya, 90 persen penyakit maag termasuk jenis fungsional. Maksudnya, tidak ada kelainan pada saluran cerna, namun disebabkan oleh stres, kurang tidur, beban pekerjaan, juga makan tidak teratur. Sisanya, 10 persen termasuk organik, yaitu ada kelainan pada organ pencernaan, seperti luka pada lambung atau kerongkongan. “Suatu kali akan bermasalah jika yang kelainan ini tidak diobati dengan baik. Karena keluhan maag bisa jadi keluhan penyakit lainnya. Jika tidak diobati takutnya penyakit ini bertambah berat. Harus diwaspadai jika seseorang sering sakit maag,” imbuh dokter yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia dan University of Queensland, Australia ini.
Saat ini, perlu diwaspadai adanya maag pada anak-anak. Memang, angkanya masih rendah, namun dengan adanya perubahan pola makan seperti makan pedas dan asam, berlemak, ditambah dengan banyaknya kegiatan sekolah dan luar sekolah yang membuat tingkat stres lebih tinggi, kasus maag juga ditemukan pada anak-anak.

Pengobatan untuk penderita maag harus benar
Pengobatan Maag cara Holistik, harus menyeluruh, tidak hanya sekedar menetralkan asam lambungnya saja. Seringkali pasien yang datang ke rumah sakit atau dokter divonis bahwa tidak bisa bebas dari Maag atau GERD. Padahal dengan menggunakan terapi Holistik, berupa Akupunktur/ Bekam kemudian dikombinasikan dengan Pola makan, bisa diraih kesehatan yang tuntas.
Jika ada penderita maag dengan penyebab faktor psikisnya yang dominan, dokter konvensional akan memberikan obat untuk faktor psikis tersebut. “Kita berikan obat anti cemas dan penenang,” ujar dr. Ari. Namun di RSH dapat dikombinasikan dengan terapi HMS (HOLISTIC MIND SOLUTION).
Mengonsumsi banyak obat dapat mengarah pada terjadi penyakit lain. Misalnya, penggunaan antasida berlebihan dapat mengganggu fungsi ginjal. Kadang, maag dianggap penyakit yang sederhana, sehingga penderita maag cenderung mengobati sendiri. Padahal jenis maag organik termasuk penyakit serius. “Namun, semua bisa diobati, apalagi kalau jelas disebabkan oleh kuman.
Sekarang ini, dengan menggunakan LBA, sahabat dapat mengetahui seberapa parah Lambung atau komplikasinya dengan penyakit lain.

*tengkyu dr. Ari..

Oke, FYI aja yaa temen, jangan pernah mengabaikan apa itu sakit maag, beneran sakit bangett itu, kaya ee masih untung kena usus buntu, hla kalo sampe ke kanker kan horer sekaleee -_-

Well, mulai hari ini aku hanya bisa mengagumi tanpa bisa memiliki (lagi) *uhuukk *cess


Oke, artikel yang lumayan sangat panjang, semoga bermanfaat :)


Tidak ada komentar :

Posting Komentar